Minggu, 15 Juni 2014
Genetika
Genetika
Istilah
genetika barasal dari kata genos,
yang berarti suku bangsa atau asal usul. Di dalam setiap sel organisme
terdapat substansi genetik, misalnya pada sel tulang, sel darah, dan sel gamet.
Substansi genetik terdapat dalam nukleus, yaitu pada kromosom yang mengandung
gen. Gen merupakan substansi hereditas yang terdiri atas senyawa kimia
tertentu, yang menentukan sifat individu. Gen mempunyai peranan penting dalam
mengatur pertumbuhan sifat-sifat keturunan. Misalnya, pertumbuhan bentuk dan
warna rambut, susunan darah, kulit, dan sebagainya. Gen juga memiliki peranan,
antara lain untuk mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu,
menyampaikan informasi genetik dari generasi ke generasi berikutnya, serta
sebagai zarah tersendiri dalam kromosom.
Seorang
ahli genetika dari Amerika bernama Thomas Hunt Morgan mengemukakan bahwa faktor
keturunan yang dinamakan gen tersimpan dalam setiap lokus yang khas dalam
kromosom. Gen merupakan zarah (zat yang terkecil dan tidak dapat dibagi lagi)
yang kompak yang mengandung satuan informasi genetika dan mengatur sifat-sifat
menurun tertentu. Gen terletak pada kromosom secara teratur dalam satu deret
secata linear dan lurus beraturan.
Sejak
Morgan mengemukakan bahwa gen adalah faktor keturunan yang terdapat dalam kromosom,
dan kromosom terdapat dalam nukleus sel, maka para ahli mulai melakukan
penelitian tehadap isi nukleus sel Substansi dasar nukleus adalah protein yang
khas dan terdapat dalam nukleus, disebut nukleo-protein atau protein nukleus
sel. Nukleoprotein dibangun oleh senyawa protein dan asam nukleat. Ada beberapa
macam asam, nukleat yang ada kaitannya dengan hereditas adalah DNA dan RNA.
Keduanya bertanggung jawab terhadap sintesis protein serta mengontrol
sifat-sifat keturunan.
1.
Deoxyribonucleic
Acid (DNA)
DNA terdapat dalam semua sel yang sedang
mengalami pembelahan diri, dimana sebagian besar DNA terdapat di dalam nukleus
dan merupakan komponen kromosom yang sangat penting. Sekitar
50.000 gen diduga terkode dalam DNA.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme.
Namun, banyak data mengungkapkan bahwa DNA adalah
pembawa sebagian besar atau seluruh sifat-sifat genetik yang khas dalam
kromosom, sehingga DNA merupakan gen itu sendiri. Oleh karena itu, banyak yang
berpendapat bahwa satu DNA sama dengan satu gen. Molekul DNA juga terdapat
dalam mitokondria, plastid, dan sentriol. DNA merupakan susunan kimia makro
molekuker yang kompleks. Molekulnya merupakan suatu rantai yang amat panjang
dan substansi dasarnya terdiri atas:
a. Gugusan
gula (gula pentosa yang dikenal sebagai deoksiribosa),
b. Asam
fosfat, dan
c. Basa
nitrogen, yang terikat pada setiap molekul gula.
Basa nitrogen yang terikat ini dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu:
a. Golongan
pirimidin ada dua macam yaitu cytosine (C) dan timin (T)
b. Golongan
purin ada dua macam yaitu adenin (A) dan guanin (G).
Pirimidin yang terdiri atas cytosine (C)
dan timin (T), purin yang terdiri dari adenin (A) dan guanin (G) membentuk
rangkaian persenyawaan kimia dengan deoksiribosa menjadi suatu molekul yang
dinamakan nukleosida atau deoksiribonukleosida yang dapat berlaku sebagai
prekursor elementer untuk sintesis DNA. Prekursor adalah unsur pemula dalam
pembentukan suatu senyawa.
Tetapi sebelum suatu
deoksiribonukleosida dapat menjadi suatu bagian dari suatu molekul DNA, molekul
ini harus bergabung dengan gugus fosfat untuk membentuk suatu nukleotida atau
deoksiribonukleotida.
·
Struktur DNA
Model struktur DNA ini pertama kali
diciptakan oleh James D. Watson (Amerika) dan Francis Crick (Inggris) pada
tahun 1953 berdasarkan analisis foto defraksi sinar X pada DNA yang dibuat oleh
Maurice
Wilkins dan Rosalind Franklin.
Watson dan Crick’s, mengemukakan struktur DNA adalah
“double helix” dan gen terdiri dari bahan kimia yang memiliki struktur sangat
rumit, yang dikenal dengan struktur DNA (deoxyribonucleic acid) yang akan
memberikan arah pada pembentukan zat kimia lainnya, yaitu protein.
Model DNA Watson-Crick ini dapat
digambarkan sebagai tangga tali yang terpilin (double helix). Ibu tangga,
(yaitu bagian yang dipegang saat naik tangga) merupakan deretan gugusan gula
ribosa (deoksiribosa) dan asam fosfat, sedangkan bagian anak tangga, (yaitu bagian
yang diinjak saat naik tangga), merupakan dua diantara empat basa nitrogen yang
telah disebut di atas. Dua basa nitrogen yang berpasangan selalu terdiri atas
purin dengan pirimidin, dan kedua basa ini membentuk satu anak tangga. Keempat
basa nitrogen nukleotida di dalam DNA tidak berjumlah sama rata. Akan tetapi,
pada setiap molekul DNA, jumlah adenin (A) selalu sama dengan jumlah timin (T).
Demikian pula jumlah guanin (G) dengan sitosin (C) selalu sama. Fenomena ini
dinamakan ketentuan Chargaff. Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T)
dan membentuk dua ikatan hidrogen (A = T), sedagkan sitosin (C) selalu
berpasangan dengan guanin (G) dan membentuk 3 ikatan hirogen (C = G).
Tiap pita pada molekul DNA merupakan
suatu rantai unit-unit kecil yang dinamakan nukleotida. Antara nukleotida yang satu
dengan yang lainnya berhubungan secara kimia melalui ikatan fosfodiester. Rangkaian
nukleotida membentuk polinukleotida. Satu nukleotida tersusun atas tiga gugus
kimia, yaitu gula 5 karbon atau 2-deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan
satu atom oksigen), basa nitrogen, dan asam fosfat.
Jadi, dapat dilukiskan adanya dua rantai
(ibu tangga kiri dan kanan) dengan pasangan-pasangan basa yang menghubungkan
kedua rantai tersebut. Kedua basa ini berpasangan dengan ikatan hidrogen.
·
Replikasi DNA
Fungsi utama DNA adalah sebagai pembawa
sifat dari parental kepada keturunannya. Untuk dapat diturunkan, DNA harus
melalui tahap replikasi. Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk
berdasarkan urutan nukleotida pada DNA yang digandakan. Replikasi merupakan
proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan
membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus
disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi
genetik yang sama.
Sebagai pembawa keterangan genetik, DNA
memiliki dua fungsi, yaitu fungsi heterokatalisis dan fungsi autokatalisis.
Maksud fungsi heterokatalisis adalah DNA langsung dapat menyintesis molekul
kimia lainnya, contohnya menyintesis RNA dan protein. Adapun maksud fungsi
autokatalisis adalah DNA dapat menyintesis dirinya sendiri atau dapat
bereplikasi.
DNA merupakan molekul hidup karena mampu melakukan
penggandaan diri (replikasi). Ada tiga altenatif hipotesis replikasi DNA,
yaitu:
a. Konservatif
Menurut cara ini, pada saat replikasi, kedua rantai
polinukleotida induk tidak berpisah dan tetap dalam keadaan utuh. Kedua rantai
polinukleotida yang dibentuk terdiri atas pasangan rantai nukleotida baru.
b. Semikonservatif
Pada cara semikonservatif, dua rantai polinukleotida
induk yang saling terpilin berpisah dan masing-masing berfungsi sebagai cetakan
untuk menyintesis rantai polinukleotida baru. Jadi, setiap DNA hasil replikasi
terdiri atas rantai polinukleotida lama dan baru.
c. Dispersif
Cara ketiga adalah model dispersif,
yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan sebgai cetakan untuk
sintesis rantai DNA baru. Setiap rantai polinukleotida induk terputus-putus. Kemudian,
setiap rantai polinukleotida baru mengandung potongan rantai polinukleotida
lama dan potongan rantai polinukleotida yang baru.
Setelah berhasil membuat struktur DNA,
Watson dan Crick memprediksi bahwa DNA bereplikasi dengan cara semikonservatif.
Kemudian, pada tahun 1958, Matthew Meselson dan Franklin Stahl melakukan
percobaan untuk menguji ketiga alternatif hipotesis replikasi DNA tersebut
dengan menggunakan DNA bakteri Escherichia coli. Hasil percobaan mereka
ternyata mendukung model replikasi semikonservatif yang telah diprediksi oleh
Watson dan Crick.
DNA mengandung informasi genetik yang
mengatur atau mengendalikan proses replikasinya. Proses replikasi dimulai
ketika enzim DNA polimerase memisahkan dua pita DNA heliks ganda, seperti
ritsleting yang terbuka. Kemudian, setiap pita DNA yang “lama” sekarang
berfungsi sebagai cetakan yang menentukan urutan nukleotida di sepanjang pita
DNA komplementer baru yang bersesuaian. Nukleotida baru tersebut disambung satu
sama lain untuk membentuk tulang punggung gula-fosfat pita DNA baru. Jadi,
setiap molekul DNA terdiri atas satu pita DNA “lama” dan satu pita DNA “baru”.
Sekarang, terdapat dua molekul DNA yang sama persis dengan satu molekul DNA
induk. Enzim DNA polimerase memiliki fungsi lain, yaitu mengoreksi DNA yang
baru terbentuk, membetulkan setiap kesalahan replikasi, dan memperbaiki DNA
yang rusak. Adanya fungsi tersebut menjadikan rangkaian nukleotida DNA sangat
stabil dan mutasi jarang terjadi.
2.
Ribonucleic
Acid (RNA)
Asam ribonukleat merupakan bahan genetik dan memainkan
peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok (central dogma) genetika
molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi
fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein. Dalam melaksanakan fungsinya
molekul perantara ini akan merekam apa yang ada dalam molekul DNA.
Ada dua macam RNA (ribonucleic acid),
yaitu RNA genetik yang berperan seperti DNA, dan RNA nongenetik. RNA juga
merupakan polimer asam nukleotida dari empat ribonukleotida.
·
Struktur RNA
RNA merupakan rantai tunggal
polinukleotida. Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :
a.
5 karbon
b.
basa nitrogen yang terdiri dari golongan
purin (yang sama dengan DNA) dan golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin
(C) dan Urasil (U)
c.
gugus fosfat
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA.
RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida
memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan satu gugus basa
nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus
fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa dari nukleotida yang lain.
Purin dan pirimidin
yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleosida
atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar untuk sintesis DNA. Ribonukleosida
yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk suatu nukleotida atau
ribonukleotida. RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA,
sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan DNA.
·
Macam-macam RNA
RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama,
yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik. RNA non-genetik tidak berperan sebagai
pembawa keterangan genetik sehingga RNA jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk
hidup yang juga memiliki DNA. Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetik
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. mRNA
atau RNA duta
RNA duta disebut juga messenger RNA (mRNA). RNA
jenis ini berbentuk pita tunggal dan terdapat di dalam nukleus. mRNA bertindak
sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Adapun fungsi utama mRNA adalah
membawa kode-kode genetik dari DNA ke ribosom. Karena berfungsi membawa
kode-kode genetik, mRNA disebut juga kodon. Selain itu, mRNA juga berfungsi sebagai perantara DNA krom dan asam
amino sitoplasma. Berperan penting dlm pembuatan protein
b. tRNA
atau RNA pemindah
RNA pemindah disebut juga transfer RNA (tRNA). tRNA
dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di dalam sitoplasma. tRNA
merupakan RNA terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA.
Fungsi lain tRNA adalah mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan
disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian tRNA yang
berhubungan dengan kodon dinamakan antikodon.
c. rRNA
atau RNA ribosom
RNA ribosom disebut juga ribosomal RNA
(rRNA). Disebut RNA ribosom karena terdapat di ribosom, meskipun dibuat di
dalam nukleus. rRNA berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih
dair 80 % RNA merupakan rRNA. rRNA
bertugas mensintesa protein dg menggunakan asam amino. Proses ini berlangsung
dlm ribosom dan hasil akhirnya adalah polipeptida
Telah dijelaskan secara singkat bahwa
DNA dan RNA keduanya merupakan senyawa asam nukleat yang komposisi kimianya
terdiri atas rantai polinukleotida. Setiap nukleotida dibangun oleh asam
fosfat, gula pentosa (deoksiribosa/ribosa) dan basa nitrogen yang terikat pada
gulanya. Namun, secara terperinci keduanya juga memiliki perbedaan, antara lain
sebagai berikut :
DNA
|
RNA
|
-
Mungkin hanya terdapat dalam
nukleus sel, mitokondria, plastida, sentriol.
-
Membentuk rantai ganda yang amat
panjang.
-
Berhubungan erat dengan
pengendalian faktor-faktor keturunan dan sintesis protein. Kadarnya tak
dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein.
|
-
Terdapat dalam sitoplasma, dan
nukleus, terutama dalam ribosom.
-
Membentuk rantai tunggal dan
tidak panjang.
-
Berhubungan dengan sintesis
protein, dan kadarnya berubah-ubah menurut kecepatan sintesis protein.
|
-
Mengandung pirimidin: cytosine
(C) dan timin (T), purin: adenin (A) dan guanin (G).
|
-
Mengandung pirimidin: cytosine
(C) dan urasil (U), purin: adenin (A) dan guanin (G).
|
-
Komponen gulanya deoksiribosa,
yaitu ribosa yang kekurangan satu atom oksigen.
|
-
Komponen gulanya adalah ribosa
(pentosa).
|
3. Sintesis Protein
Protein-protein dibangun di dalam
ribosom. DNA menyampaikan informasi kepada ribosom untuk mensintesis protein
yang diperlukan. Kode-kode perintah atau informasi tercermin pada urutan dan
pengulangan basa-basa nitrogen yang teratur dalam DNA. RNA tertentu menerima
perintah dari DNA, kemudian meninggalkan inti, pergi ke ribosom sebagai tempat
penyusunan protein, RNA tertentu itu dikenal sebagai RNA duta.
Disini RNA duta berfungsi sebagai “duta”
pembawa informasi, sedang DNA bertindak sebagai arsitek atau perancang pola penyusunan
protein. Informasi yang disampaikan adalah kode-kode genetik atau kodon.
Setelah mRNA sampai di ribosom, selanjutnya bertindak sebagai “pola cetakan”
atau matriks untuk menyusun protein yang diperintahkan DNA. Untuk mensintesis
protein ini diperlukan asam-asam amino. Disini datanglah giliran tRNA untuk
memulai tugasnya, yaitu mengangkut asam amino yang diperlukan, sesuai dengan
kode-kode pada mRNA dengan cara menterjemahkan kodon tersebut. Setelah
memperoleh asam amino yang sesuai, maka tRNA beserta dengan asam amino
bawaannya menempel pada mRNA. Setelah sampai di tempat “cetakan” (dalam hal ini
adalah ribosom), asam-asam amino yang dibawa oleh berbagai tRNA digabung-gabung
sehingga membentuk protein yang dikehendaki.
Suatu gen tertentu membawa kode untuk
satu polipeptida. Polipeptida adalah suatu rantai atau deretan asam amino yang
panjang. Suatu protein fungsional terdiri atas satu atau lebih polipeptida.
Banyak molekul yang berbeda berinteraksi dalam pembentukan/sintesis
polipeptida. Secara singkat, sintesis protein berlangsung
melalui 2 proses utama, yaitu transkripsi dan translasi.
·
Transkripsi
Transkripsi adalah
proses pemindahan informasi genetik dari DNA kromosom ke RNA melalui pencetakan
mRNA oleh DNA di dalam nukles. Dalam
transkripsi ada 3 proses utama, yaitu :
a.
Inisiasi
1)
RNA
polymerase melekat pada promoter.
2)
RNA
polymerase membuka strand DNA.
3)
RNA
nukleotida menempel pada DNA template.
4)
RNA
polymerase menghubungkan RNA nukleotida.
b.
Elongasi
1)
RNA
polymerase bergerak di sepanjang DNA.
2)
Nukleotida
melekat pada DNA template.
3)
Strand
RNA mengelupas dari DNA.
4)
DNA
kembali menyatu.
c.
Terminasi
1)
RNA
polymerase mengenai terminator.
2)
RNA
polymerase melepaskan RNA.
3)
RNA
polymerase meninggalkan DNA.
·
Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan
kode genetik (yang dibawa mRNA) oleh tRNA ke dalam urutan asam amino. Translasi
juga mengalami proses, yaitu :
a.
Inisiasi
1)
Sub
unit Ribosom Kecil melekat pada mRNA.
2)
Anti
kodon tRNA melekat pada Start Kodon.
3)
Sub
unit ribosom besar melekat pada sub unit ribosom kecil.
b.
Elongasi
1)
Kodon
pada sisi A ribosom, berpasangan dengan anti kodon dari tRNA yang sesuai.
2)
Ikatan
peptida antara asam amino.
3)
tRNA
melekat pada tRNA selanjutnya seiring bergeraknya ribosom.
c.
Terminasi
1)
Ribosom
sampai pada stop kodon.
2)
tRNA
tanpa asam amino melekat pada stop kodon.
3)
Polipeptida
lepas.
4)
Komponen
ribosom lepas.
Sintesis
protein dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
a. DNA
membentuk mRNA untuk membawa kode-kode pembentukan protein, berdasarkan pada
urutan basa nitrogennya.
b. mRNA
meninggalkan nukleus, pergi ke ribosom yang terdapat dalam sitoplasma.
c. tRNA
datang membawa asam amino yang sesuai dengan kode yang dibawa oleh mRNA. tRNA
ini bergabung dengan mRNA, sesuai dengan pasangan-pasangan basa nitrogen yang
seharusnya.
d. Asam-asam
amino akan berderet-deret dalam urutan yang sesuai dengan kode sehingga
terbentuklah protein yang diharapkan.
e. Protein
yang terbentuk merupakan enzim yang mengatur metabolisme sel.
Referensi :
Maryunani,
Anik. 2010. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media
(TIM)
Sukarno
dan Amien, Moh.. 1997. Biologi 3. Jakarta : Balai Pustaka
Riandari,
Henny. 2012. Biologi 3. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
http://chocoberrylatte-veganidia.blogspot.com/2010/11/sintesis-protein.html
Langganan:
Postingan (Atom)